Kaltim Berdaulat 2

Jurnalborneo.com

Foto pasangan Isran Noor - Hadi Mulyadi

Catatan Rizal Effendi

USAI Pilpres dan Pileg 2024, kita sudah ditunggu melaksanakan Pilkada serentak. Pendaftaran dijadwalkan 27 Agustus mendatang dan pencoblosannya 27 November. Hanya tiga bulan prosesnya. Masa kampanyenya juga sangat singkat. Tidak sampai dua bulan, yaitu 25 September sampai 23 November.

Di Kaltim sudah pasti dilaksanakan pemilihan gubernur. Sebab masa bakti pasangan Isran Noor-Hadi Mulyadi sebagai gubernur dan wakil gubernur Kaltim memang sudah berakhir 30 September 2023 lalu. Karena itu Presiden Jokowi menunjuk  Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri Akmal Malik sebagai Penjabat (Pj) Gubernur. 

Jika tak ada perubahan maka jadwal Pilkada 10 kabupaten/kota di Kaltim juga 27 November. Tapi kalau gugatan 11 kepala daerah ke Mahkamah Konstitusi (MK) diterima, bisa jadi ada  Pilkada serentak gelombang kedua tahun depan. Mungkin hanya Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), yang jadwalnya sama dengan gubernur. Karena masa jabatan bupati PPU juga sudah berakhir.

Orang sudah banyak bertanya siapa calon gubernur Kaltim untuk lima tahun mendatang, periode 2024-2029? Apakah Isran maju lagi atau ada  calon lain yang siap merebut kursi Kaltim 1 yang lagi “kosong?” Kita semua masih menunggu perkembangannya beberapa bulan ke depan.

Setidaknya kita masih menunggu hasil final pembagian kursi DPRD Kaltim hasil Pileg 14 Februari lalu. Pilkada beda dengan Pilpres. Jika Pilpres menggunakan suara atau kursi DPR RI hasil Pemilu 2018, sedang Pilkada menggunakan hasil Pileg terbaru. 

Syarat partai atau gabungan partai mengajukan calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub), sesuai pasal 40 UU Nomor 10 Tahun 2016 harus memiliki 20 persen dari jumlah kursi atau 25 persen dari akumulasi perolehan suara sah. Karena kursi DPRD Kaltim sebanyak 55, maka minimal kursi yang dibutuhkan sebanyak 11. Itu berarti maksimal ada 5 pasangan calon yang bisa maju. Pilgub Kaltim 2018 ada 4 pasang calon yang maju.

Jika melalui jalur perseorangan atau independen, maka bagi Provinsi Kaltim yang berpenduduk sekitar 4 juta jiwa, syarat persentase dukungan yang dibutuhkan mencapai 8,5 persen. Itu dihitung dari jumlah penduduk yang memiliki hak pilih atau tercantum dalam daftar pemilih tetap (DPT). Jika DPT Kaltim sebanyak 2.778.644 pemilih, maka dibutuhkan sekitar 236 ribu dukungan untuk mencukupi persyaratan. Pendaftaran calon perseorangan juga lebih cepat, yaitu 5 Mei sampai 19 Agustus 2024.

Beberapa nama bakal cagub sudah mulai disebut-sebut. Yang santer sekali tentu saja Isran, yang sering juga disebut “Si Raja Naga.” Jika dia terpilih, maka itu masa jabatannya yang kedua bagi mantan bupati Kutai Timur ini.  Isran dinilai sebagai calon yang paling kuat pada saat ini.

Dari kantong PDIP ada dua nama yang beredar, yaitu Ketua DPD PDIP Kaltim Safaruddin dan Ketua DPC PDIP Kukar, Edi Damansyah, yang juga bupati Kukar. Safaruddin pernah berpasangan dengan Rusmadi (sekarang wakil Wali Kota Samarinda) pada Pilgub 2018. Hasilnya mereka menempati urutan kedua, kalah dari Isran – Hadi.

Sementara dari Golkar sudah pasti “dikuasai” Bani Mas’ud terutama Rudy Mas’ud yang saat ini menjadi ketua DPD Golkar Kaltim dan anggota DPR RI. Ada selentingan juga, dua saudaranya, Rahmad Mas’ud (wali kota/ketua DPD Golkar Balikpapan) dan Hasanuddin Mas’ud (ketua DPRD Kaltim/ketua DPD Golkar Kukar) siap dimajukan jika terjadi perubahan peta politik atau adanya strategi lain.

Wali Kota Samarinda Andi Harun juga sangat mungkin ikut ke gelanggang. Hasil jajak pendapat beberapa waktu lalu sempat menempatkan namanya di urutan teratas. Apalagi dia ketua DPD Gerindra Kaltim. Segala hal bisa terjadi, meski dia pernah memberikan pernyataan masih fokus sebagai orang nomor 1 di Kota Samarinda.

Selain nama-nama tadi, ada juga disebut-sebut beberapa nama lain. Di antaranya mantan gubernur Kaltara Irianto Lambrie, Wakil Ketua DPD RI Mahyudin, dan mantan Kabinda Kaltim Mayjen TNI Soedarmo. 

Mahyudin mengatakan, jika warga Kaltim memintanya untuk maju tentu akan dia pertimbangkan. “Kalau tidak, ya saya sudahi panggung politik saya, cukup memperbanyak ibadah, kegiatan sosial dan bisnis,” kata mantan bupati Kutai Timur ini.

Sempat beredar isu yang menyebutkan Pj Gubernur Akmal Malik ikut tertarik berkompetisi. Tapi pagi-pagi sudah dibantahnya. “Tugas saya di sini hanya sebagai Pj Gubernur, selanjutnya saya kembali ke Kemendagri. Saya pejabat eselon I. Karier saya masih enam tahun lagi, jadi masih panjang,” jelasnya.  

MAUNYA TAK BERUBAH

Relawan Isran berharap pasangan Isran–Hadi  tidak berubah. Menurut mereka ini pasangan ideal dan sukses dalam menjalankan tugas mereka selama 5 tahun (2018-2023). Hebatnya lagi mereka tetap rukun dan hampir tidak pernah terjadi gesekan. Jadi wajar kalau diusung kembali dengan tema: “Kaltim Berdaulat 2.”

Sejumlah baliho dan poster Isran sudah mulai ditebar oleh Relawan Isran, baik di jalan atau lewat media sosial. Yang menarik ada baliho bertuliskan: “Wakanda No More, IKN Forever.” Ada juga bertuliskan: “Segera tayang di IKN Nusantara – Kaltim Berdaulat II.”  

Isran sudah memberi isyarat dia bakal tetap berpasangan. Hadi pun menegaskan dia tetap setia mendampingi. Kepada wartawan yang menanyainya, Hadi mengatakan tidak akan maju sebagai cagub sepanjang Isran masih maju. Dan dia cukup sebagai wakil saja.

Apakah benar pasangan tersebut solid? Dalam politik, perubahan juga gampang terjadi. Tantangan Isran dan Hadi di antaranya dari sisi partai atau kursi. Isran sudah meninggalkan jabatan ketua DPW Nasdem Kaltim dan Hadi dari PKS beralih ke Partai Gelora yang tidak terlalu sukses di Pileg kemarin.

Jika mereka maju melalui partai, maka mereka harus mencari partai yang mau mengusungnya. Di situ terkadang ada usulan dan kejutan, yang bisa membuat pasangan berubah-ubah. Kalau lewat jalur independen, maka mereka harus mengumpulkan sejumlah dukungan dari warga yang punya  hak pilih. Jumlahnya cukup besar seperti disebutkan sebelumnya.

Ada kemungkinan salah satu partai yang menjadi perahu  Isran maju ke Pilgub adalah Gerindra. Dalam Pilpres kemarin, Isran memberikan dukungan kepada pasangan No 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. Dan menang telak di Kaltim. Karena Partai Gerindra milik Prabowo, jadi sangat terbuka kesempatan Isran menggunakannya sebagai kendaraan utama kembali ke KT 1.

Selain Gerindra, beberapa partai lain sangat mungkin ditarik Isran. Di antaranya  PAN, Demokrat dan PPP. Koalisi ini sudah pasti kursinya mencapai 11, sehingga memenuhi syarat bagi Isran-Hadi untuk mendaftar ke KPU.

Analisis lain mengungkapkan bisa saja Golkar menawarkan perahunya untuk Isran dengan catatan Rudy Mas’ud sebagai wakilnya. Rudy didorong menggunakan strategi “politik bersabar.” Lima tahun mengalah. Cukup menjadi wagub saja. Baru kemudian menjadi calon kuat gubernur di tahun 2029 setelah Isran tamat dua periode. Apalagi dia masih muda dan kariernya masih panjang.

Dari kubu partai beringin ini, ada pernyataan Sekretaris DPD Golkar Kaltim M Husni Fachruddin, yang akrab dipanggil Ayub. “Hasil konsolidasi partai, kami sepakat mengusung Pak Rudy Mas’ud sebagai calon tunggal Pilgub 2024,” tandasnya.   

Isran sendiri tidak terlalu pusing urusan partai pengusung. “Tidak usah dipikirin itu. Kalau mau maju, ya kita jalani dengan bismillah. Insyaallah pasti ada partai pengusung yang bersedia,” katanya dengan melempar senyum.

Sementara itu, Relawan Isran sepertinya tidak ikhlas jika Isran berganti pasangan. “Pokoknya harus Isran–Hadi. Segera kita proklamirkan. Itu sudah harga mati,” begitu saya baca di WAG “Relawan Isran Noor Gubernurku.” 

Pekan lalu Isran baru pulang dari umrah ke Tanah Suci. Wajahnya teduh. Sejumlah kegiatan dan silaturahmi langsung menunggunya. Dia dan Hadi tampak hadir  dalam acara ultah ke-75 tokoh pengusaha Haji Muhammad Hifnie Syarkawie yang ditandai dengan peluncuran buku. Sejumlah tokoh juga hadir di sana. Semuanya menyalami dia.

Sekarang Isran juga rajin melempar pantun banjar di media sosial. Saya ikut tersenyum mendengarnya. Ujar Julak Isran: “Cuka lahang, di dalam cupak. Kolang kaling buah timbatu, takurasam takurihing simpak,  handak bujang tapilih nang balu.” 

Saya sendiri ada yang tidak paham dengan pantunnya. Maklum bahasa Banjarnya sangat dalam. Tapi kalimat terakhir membuat saya tanda tanya sambil tersenyum. “Handak bujang tapilih yang balu.” Itu maksudnya ada seseorang yang ingin beristri wanita bujang ternyata terpilih yang balu alias janda. Makanya dia takurihing alias tersenyum kecut. Siapa orangnya? Yang saya tahu Isran sering menyebut dirinya “duren” alias duda keren.(*)

Penulis:

Hastag:

error: Content is protected !!