SAMARINDA – Panggo biasa seperti itu warga pasar Segiri memanggilnya. Pria berusia 60 tahun ini sehari-hari hidupnya dari memarkir kendaraan di kawasan parkir lantai atas Pasar Segiri Samarinda. Dan saat istirahat baik siang maupun malam hari juga sedapatnya tempat dimana bisa berteduh dan merebahkan badannya di seputaran areal kawasan parkir pasar Segiri dia tidur.
Jika akan membuang hajat, Panggo biasa ke toilet di Masjid, sehingga membuat jemaah dan pengurus masjid mengenalinya. Namun pada Sabtu, 12 Agustus 2023, sebelum Dzuhur tanpa disengaja Fakhruddin, ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Hikmah Pasar Segiri menanyakan keberadaan Panggo yang sudah lebih dari tiga hari tidak kelihatan ke masjid.
“Biasanya ada saja dia muncul ke masjid, untuk buang hajat maupun mandi, dan juga melaksanakan sholat di masjid Al-Hikmah, namun sudah lebih tiga hari tidak tampak, iseng saya tanya dengan pak Madi jamaah masjid, dijawab pak Madi, Panggo Sakit, tidak bisa bangun di parkiran atas,” kata Fakhruddin.
Akhirnya seusai sholat Dzuhur, Sabtu, 12 Agustus 2023 lalu, kami datangi bersama pengurus yang lain. “Benar pak, pak Panggo kami dapati tidak bisa bangun, tidur di atas meja di pinggir pagar parkiran atas yang ada atapnya. Badannya kurus tinggal tulang, buang air besar disitu kencing disitu sampai-sampai baunya luar biasa,” papar Fakhruddin saat ditemui Jurnalborneo.com di masjid Al-Hikmah Pasar Segiri Samarinda, Rabu malam 16 Agustus 2023.
Kondisi Panggo saat ditemukan di lantai atas parkiran mobil pasar Segiri juga dibenarkan oleh Muhammad Jufri, Sekretaris DKM Al-Hikmah Pasar Segiri kelurahan Dadi Mulya, kecamatan Samarinda Ulu. “Benar pak, hari Sabtu itu kami datangi ramai-ramai dengan anggota pengurus dan sebagian jamaah masjid, kondisinya sangat memprihatinkan. Badannya kurus banget, dan kotoran juga menempel di badannya,” jelas Jufri.
Tanpa pikir panjang akhirnya pengurus masjid Al-Hikmah mengambil inisiatif untuk membawa Panggo yang terkulai tak berdaya dengan badan kurus kering dari atas meja di parkiran atas pasar Segiri ke rumah sakit.
Dengan Unit ambulance Al-Hikmah Panggo di evakuasi ke IGD RSUD Abdul Wahab Sjahranie (AWS) Samarinda. Namun karena Panggo tidak memiliki identitas, sehingga salah satu pengurus masjid Al Hikmah menjaminkan KTP nya di tempat pendaftaran pasien dengan jaminan biaya dari kas Masjid Al Hikmah.
“Alhamdulillah Sabtu itu langsung ditangani, oleh pihak rumah sakit juga tidak dimintai dana untuk bayar dimuka, dan ditempatkan di Ruangan Aster kamar no 6. Namun setelah 5 hari dirawat, informasi dari dokter harus di rontgen sehingga perlu biaya, dan jaminan pembiayaan, karena Panggo tidak punya KTP apalagi BPJS.” tambah Fakhruddin
Fakhruddin pun kebingungan mesti kemana mencari solusi untuk pembiayaan perawatan Panggo. Yang hingga saat ini terkulai di RSUD AWS.
“Ada pihak rumah sakit menyarankan supaya diurus ke Dinas Sosial Kota Samarinda, namun kami tidak tahu bagaimana cara mengurusnya, sehingga sampai saat ini masih belum jelas nasib pembiayaan perawatan Panggo.” pungkas Fakhruddin.(mun)