SAMARINDA – Mencari Mie ayam di Samarinda kalau pagi hari cukup langka. Tapi jika tahu tempatnya, akan menemukan mie ayam yang rasanya maknyus, tidak ada duanya di manapun.
Mie ayam yang disukai para pedagang pasar di Pasar Segiri, dan juga para pekerja di Pasar ini jika pagi jam 08.00 sudah dipenuhi para pelanggannya. Dengan tekstur mienya yang kenyal, lembut, gurih asin dengan daging ayam cincang yang agak-agak manis, ditambah telor butiran dan taburan kacang tanah goreng, semakin sedap ketika diguyur dengan kuah kaldu yang harum.
“Rasa kekenyalan mienya itu lho yang bikin ngangenin, gak ada ditempat lain,” kata Moko, karyawan Mandiri Tunas Finance pelanggan setia mie ayam ini.
Ngadiono, pedagang mie ayam menggunakan Rombong dengan ciri khas taburan kacang tanah goreng sejak dulu mangkal di jalan Perniagaan Pasar Segiri Samarinda. “Saya mulai jualan disini sejak tahun 1995, waktu itu masih harga Rp 500,- per porsi,” ucap Ngadiono asal Sregen, kepada Jurnalborneo.com, Kamis, 10 Agustus 2023 di pangkalan jualannya jalan Kecapi ujung samping Toko Wage, seberang Toko Sabrina 2 Jalan Perniagaan Pasar Segiri Samarinda.
Ngadiono melanjutkan, mie yang dijualnya dibuat sendiri secara manual, sehingga dari kekenyalan dan tekstur terjaga, dan akan berbeda jika dibandingkan dengan mie yang dibuat menggunakan mesin.
Andriyani, pedagang bawang asal L2 Desa Bukit Raya Tenggarong seberang sejak SD sudah menjadi pelanggan setia mie ayam kacang. “Sejak sekolah SD langganan mie ayam pak lek, saat masih kecil ikut Mbah ke pasar Segiri. Mbah saya dulu kirim gagang pacul (cangkul-red), namanya Mbah Jumirin warga L1 Desa Bukit Raya RT. 07,” ungkap Andriyani.
Hingga sekarang, Andriyani (28), telah memiliki anak 3 masih setia dengan mie ayam pak lek. “Baru ketemu mie pak lek saat sudah ada anak 2. Sekitar 15 tahunan saya sudah langganan mie pak lek.ciri khasnya disini murah, enak, banyak, wareg, rasanya tidak berubah. Gak ada ditempat lain,” pungkas Andriani pegagang Bawang di L1 Tenggarong Seberang.
Sifa (35) perawat di kamar operasi RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda juga ternyata telah menjadi pelanggan mie ayam pak lek sejak usia sekolah dasar (SD).
“Saya tahunya ini mie ayam kacang, sejak kecil selalu diajak bapak (alm) untuk menikmati mie yang enak ini. Makanya kalau lagi kangen mie ayam kacang sepulang kerja saya mampir,” ucap Sifa yang tinggal di Kebon Agung Lempake.
Ngadiono saat ditanya kok bisa ada ciri mie ayam dengan toping taburan kacang tanah goreng, mengungkapkan mengikuti pola selera pembeli. “Kebanyakan pelanggan orang pedagang pasar, rata-rata dari Sulawesi. Mereka suka dengan kacang goreng, makanya saya beri taburan kacang tanah goreng di atas mie ayam.
Mie ayam Kacang Lek Ngadiono biasa buka sejak pagi pukul 08.00 WITA hingga habis. “Biasanya sekitar jam 3 sore habisnya, dulu sejak buka harganya Rp500,-, saat ini Rp10.000,- perporsi , kalau tambah es teh jadi Rp13.000,-” pungkas Ngadiono.(mun)