Kesaksian Istri Almarhum, Kunci Terungkapnya Identitas Jamaah Haji yang Hilang

Jurnalborneo.com

Jenazah almarhum Niron bin Sunar sesaat sebelum disholatjenazakan di Masjidil Haram.
Jenazah almarhum Niron bin Sunar sesaat sebelum disholatjenazakan di Masjidil Haram.

MAKKAH – Satu dari tiga jamaah haji yang hilang, ditemukan. Almarhum Niron terpisah dari rombongannya pada saat melempar Jumrah Ula, 29 Juni 2023. Niron berasal dari Probolinggo, Jawa Timur dan tergabung dalam kelompok terbang (kloter) Embarkasi Surabaya (SUB 65). Dia terpisah dari rombongan saat melintasi terowongan mengarah ke jamarat.

Kesaksian istri almarhum Niron, Kamsani, menjadi salah satu kunci terungkapnya identias jenazah. Setelah mendapat informasi di RS An-Noor di Makkah, petugas maktab datang ke hotel Kamsani untuk menunjukkan sejumlah gambar (foto) jenazah kepadanya.

Awalnya petugas menunjukkan gambar dari arah kaki. Terlihat sarung yang melilit tubuh bagian bawah jenazah. Saat itu Kamsani langsung membenarkan bahwa itu adalah sarung suaminya dan dia langsung lemas dan menangis.

Atas perkenan Kamsani, petugas lalu menunjukkan gambar bagian badan dan tangan. Pada salah satu pergelangan tangannya, terlilit gelang karet. Kamsani kembali mengiyakan bahwa itu adalah suaminya. Terakhir, petugas menunjukkan gambar muka, dan Kamsani pun membenarkan bahwa adalah wajah suaminya.

Gambar itu menjadi jawaban atas pencarian salah seorang jemaah yang telah hilang selama 12 hari. Sebelum hilang, Niron mengenakan sarung dan kaos warna putih dengan saku kotak di bagian perut. Sama persis dengan gambar yang ditunjukkan petugas.

Setelah memastikan bahwa jenazah itu adalah Niron suaminya, Kamsani langsung menandatangani pernyataan yang isinya membenarkan identitas pria tersebut adalah suaminya. Petugas maktab kemudian membawa Kamsani ke rumah sakit An-Noor untuk melihat jenazah Niron secara langsung.

Nanik Nu’naiha, teman sekamar Kamsani menceritakan, hingga sebelum petugas maktab datang, Kamsani tetap meyakini suaminya masih hidup. Setiap hari Kamsani menunggu perkembangan pencarian Niron. “Sampai tadi siang, belum menganggap suaminya meninggal,” ucapnya.

Niron hilang ketika berangkat melempar jumroh ula bersama rombongan. Nanik mengatakan, saat itu dia mendampingi Kamsani berjalan beriringan dengan rombongan laki-laki. Niron berada di barisan belakang. Sementara Kamsani di bagian depan. “Saya sempat bilang, disapa bapak bu,” ucapnya. Namun ketika menengok ke belakang, Niron sudah tidak terlihat lagi. Hanya saja saat itu dikira masih bersama rombongan.

Niron tidak kunjung tiba di tenda meski semua rombongan telah datang. Setelah lama menanti, tidak kembalinya Niron diinfokan ke ketua kloter dan diteruskan ke petugas. Jemaah satu rombongan juga membantu mencari dengan menyisir jalur melempar jumroh hingga dua kali. Namun tidak menemukan. Hingga proses tinggal di Mina selesai dan kembali ke hotel, Niron tidak kunjung ditemukan.

Sebelum Niron ditemukan, tas pinggang miliknya ditemukan terlebih dahulu. Namun lokasi dan siapa penemunya tidak jelas. Di tas pinggang itu terdapat identitas dan kartu pengenal jemaah haji. Karena itulah, Niron hilang tanpa identitas yang melekat.

Selama proses menunggu kabar pencarian suaminya di hotel, Kamsani sakit-sakitan. Petugas kesehatan memberikan pendampingan khusus. Termasuk mengawasi asupan makan agar tidak kekurangan nutrisi. “Kalau pas tidak mau makan, saya kasih tahu petugas kesehatan,” ucap Nanik. Meski bersedih, kata Nanik, Kamsani masih sering ikut dalam kegiatan bersama rombongannya. Salah satunya pergi ke masjidil haram.(*/mun)

Penulis:

Hastag: