DPRD Samarinda Terima Audiensi Forum Pedagang Pasar Pagi (FP3) Samarinda

Jurnalborneo.com

Ketua Umum Forum Pedagang Pasar Pagi, Thoriq Hakim.
Ketua Umum Forum Pedagang Pasar Pagi, Thoriq Hakim.

SAMARINDA – Keresahan 2.800 pedagang Pasar Pagi Samarinda akibat rencana Pemkot Samarinda yang akan melakukan revitalisasi dan rekonstruksi Pasar Pagi. Rencananya Pemkot Samarinda akan merelokasi pedagang di akhir tahun 2023 akan datang, mendapat tanggapan dari anggota Komisi II DPRD Samarinda Laila Fatihah. 

Usai menerima audiensi Forum Pedagang Pasar Pagi (FP3) Samarinda, Laila Fatihah kepada wartawan menjelaskan bahwa sekitar 2.800 pedagang yang menggantungkan hidupnya di Pasar Pagi juga belum sepenuhnya menerima relokasi.

“Berdasarkan audiensi bersama para pedagang tadi, mereka memiliki keresahan yang sama. Penjelasan dari OPD juga belum memastikan tempat penggantinya di mana, masih banyak opsi, ada di daerah A, B, C, dan D,” terangnya di Gedung Sekretariat DPRD Samarinda, Kamis (5/10/2023).

Laila mengatakan ada perdebatan di tengah-tengah masyarakat mengenai rencana rehabilitasi Pasar Pagi Samarinda. Penyebab masalahnya adalah karena para pedagang belum sepakat mengenai relokasi mereka.

Salah satu tanda masalahnya adalah belum adanya kesepakatan tentang lokasi sementara. Padahal, lokasi dan fasilitas yang baik memainkan peran penting dalam menggerakkan ekonomi masyarakat.

“Kami setuju dengan kebijakan ini, jika tempat relokasi yang layak dan memadai, kemudian dibicarakan bersama dengan semua pihak terkait, termasuk DPRD dan stakeholder lainnya,” tegas Laila. 

Sementara itu,  Thoriq Hakim Koordinator Forum Pedagang Pasar Pagi Samarinda mengaku ada pedagang yang mengalami penurunan omzet sejak beredar isu ketidaklayakan kawasan pasar di Jalan Gajah Mada, Kelurahan Jawa, Kecamatan Samarinda Ulu. 

“Masyarakat, terutama para pembeli, enggan datang ke Pasar Pagi akibat opini negatif tersebut,” sebut Thoriq.

Forum Pedagang Pasar Pagi Samarinda pun meminta Pemkot menghentikan penyebaran opini mengenai ketidaklayakan Pasar Pagi.

Thoriq menegaskan bahwa opini yang beredar mengenai ketidaklayakan Pasar Pagi karena bangunannya yang sudah tua adalah tidak benar. Isu ini muncul seiring dengan rencana revitalisasi dan rehabilitasi pasar rakyat oleh Pemkot Samarinda.

“Situasi ini sangat memberatkan para pelaku ekonomi di pasar,” tegasnya.

Pihaknya pun mengusulkan agar Pemkot Samarinda melakukan rehabilitasi pada talang-talang air di atap yang bocor dan meminta PLN untuk merapikan kabel-kabel yang berantakan.

“Struktur bangunan pasar masih kokoh dan atapnya dalam kondisi baik. Talang air yang bocor adalah pada koneksi antara bangunan lama dengan bangunan baru. Kami memohon agar Bapak Wali Kota mengirim surat kepada PLN untuk merapikan kabel-kabel yang berantakan,” pungkasnya.(adv/nabil)

Penulis:

Hastag: