Dilanda Kekeringan, Cilacap Berpotensi Terjadi Bencana Karhutla

Jurnalborneo.com

Dilanda Kekeringan, Cilacap Berpotensi Terjadi Bencana Karhutla (Gambar : Freepik.com/Dok. Jcomp)
Dilanda Kekeringan, Cilacap Berpotensi Terjadi Bencana Karhutla (Gambar : Freepik.com/Dok. Jcomp)

CILACAP – Sebanyak 7.739 penduduk dari 2.613 rumah tangga di empat desa pada tiga kecamatan di Kabupaten Cilacap menghadapi tantangan kekeringan. Hal ini disebabkan oleh musim kemarau yang mulai melanda wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya sejak awal Juni 2023.

Kekeringan akibat minimnya curah hujan telah mengurangi pasokan air bersih. Erna Suharyanti, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, menyampaikan bahwa wilayah Kabupaten Cilacap juga menghadapi potensi bencana kebakaran hutan dan lahan (karhutla), termasuk kebakaran permukiman warga.

Untuk mengantisipasi dan menangani situasi tersebut, Pemerintah Kabupaten Cilacap telah membentuk Posko Karhutla Terpadu yang melibatkan BPBD Kabupaten Cilacap, Perhutani, klaster kebencanaan, dan stakeholder lainnya.

“Potensi karhutla dan kebakaran rumah jelas ada. Salah satu upaya BPBD Kabupaten Cilacap sudah berkoordinasi dan mendirikan posko terpadu karhutla dengan Perhutani, klaster kebencanaan dan stakeholder yang lain seperti Basarnas, Damkar, Dinas P&K Kabupaten Cilacap, Dinas Pertanian dan lainnya,” kata Erna, Ahad (25/6/2023).

Selain itu, sebagai langkah dalam mengurangi risiko bencana, BPBD Kabupaten Cilacap bersama berbagai organisasi perangkat daerah terkait membentuk grup komunikasi berbasis telekomunikasi guna mempermudah koordinasi dan respons cepat dalam pemantauan dan penanganan kekeringan di sektor pertanian. Langkah ini didasarkan pada Surat Keputusan Bupati Cilacap yang membagi kekeringan menjadi 8 klaster kebencanaan khusus.

“Sudah ada koordinasi posko terpadu karhutla dan kekeringan. Kami telah membentuk grup untuk mempermudah dalam koordinasi dan quick response. Grup tersebut sudah terbagi ke dalam masing-masing klaster dan Kabupaten Cilacap sudah membentuk 8 klaster dengan SK Bupati Cilacap dan melibatkan semua unsur pentaheliks,” tegas Erna.

Berdasarkan peta prakiraan deteministik curah hujan Jawa Tengah yang dikeluarkan oleh Stasiun Klimatologi Kelas I Jawa Tengah, wilayah Kabupaten Cilacap diperkirakan akan mengalami penurunan curah hujan yang lebih luas dari tanggal 3 Juni hingga 3 Juli mendatang. Hal ini juga terjadi di hampir seluruh wilayah Jawa Tengah.

Selain upaya antisipasi dan penanganan yang telah dilakukan BPBD Kabupaten Cilacap, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) juga mengimbau kepada masyarakat untuk menghemat dan mengelola penggunaan air dengan bijaksana.

Selain itu, masyarakat diharapkan dapat melakukan upaya perbaikan lingkungan, seperti penanaman pohon, perbaikan sistem irigasi, serta menjaga sumber air bersih untuk konservasi air.

Pemerintah daerah yang membutuhkan dukungan dalam pengisian waduk, danau, dan embung dapat mengajukan permintaan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) kepada BNPB dengan sebelumnya menetapkan status siaga atau tanggap darurat kekeringan.

Penulis:

Hastag: