BALIKPAPAN – Informasi dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Balikpapan Bidang Kesehatan menyampaikan total jamaah yang terdaftar sebanyak 6.106 orang yang tergabung di 21 kelompok terbang (Kloter), namun yang berhasil diberangkatkan hanya 60.092 orang yang mendapatkan status laik terbang.
“Pemeriksaan kesehatan tahap ke-3 jamaah saat masuk ke embarkasi Balikpapan sebanyak 6.106 orang. Dari jumlah tersebut, jamaah haji dengan Resiko Tinggi (Risti) mencapai 65%, yang tidak beresiko tinggi 35%, kemudian senility atau lanjut usia (lansia) 35%.” Ungkap Taufik Kukuh Widodo Wakil Kabid Kesehatan PPIH Embarkasi Balikpapan, Jum’at, 23 Juni 2023.
Dijelaskan Taufik, untuk pelayanan kesehatan meliputi kunjungan poliklinik sebanyak 883 orang. Rujukan 22 orang, rawat inap rumah sakit 8 orang, rawat isolasi untuk TB paru 2 orang dan pelaksanaan vaksinasi meningitis sebanyak 1 orang. Kemudian status laik terbang yaitu laik terbang sebanyak 6.092 orang, batal berangkat 8 orang, tanazul (diberangkatkan dengan Kloter yang berbeda) sebanyak 7 orang. Total jamaah berangkat adalah 6.092 orang.
Dari jumlah jamaah yang berhasil diterbangkan sebanyak 6.092 orang, menggunakan alat bantu berupa kursi roda sebanyak 102 buah dan tongkat 20 buah.
Bidang kesehatan juga melaksanakan pemeriksaan sanitasi dan lingkungan jasa boga di asrama haji semuanya memenuhi syarat. Kemudian di pesawat memenuhi syarat. Untuk survei dan pengendalian vektor di asrama haji memenuhi syarat dan di pesawat memenuhi syarat.
Terkait dengan jamaah yang batal berangkat dari kloter 1 hingga 21. Pertama adalah jamaah dari Kutai Kartanegara dengan kongestif hardfile (gangguan pada jantung) yang kebetulan diturunkan di bandara Kualanamu dari kloter BPN-03.
Kemudian jamaah hamil dari kota Samarinda Kloter BPN-05, kemudian TB Paru ada dua, dengan TSM positif yaitu dari Kutai Kartanegara tergabung di Kloter BPN-07 dan jamaah asal Kota Kotamobagu tergabung di kloter BPN-16.
“Kemudian yang gangguan jiwa (Psikosa) ada dua dari Kabupaten Parigi Moutong tergabung di kloter BPN-10, dan Kabupaten Donggala kloter BPN-20. Jamaah penderita Keganasan pada paru dari Poso, kemudian jamaah yang sampai saat ini masih dirawat ada 1 yaitu jamaah dengan NSTeni dan chf kemudian juga ada insufisiensi Renalnya dari Kabupaten Donggala tergabung Kloter BPN-14.” Jelas Taufik Kukuh Widodo.(mun)